Kenapa?
Disclaimer:
Vocaloid punya Yamaha &
Crypton Future Media.
WARNING!
Jelek, abal, cuwaw alias aneh,
OOC, typo dimana-mana, gak bermutu, dst, dll, dllsb.
Don't
like? So, don't read this junk fic!
(A/N:
Based on true story, maybe?)
-o-o-o-
Gumi
POV
Lagi.
Wanita
itu memarahiku dan membentakku. Aku selalu dipandang sebelah mata
olehnya. Apa yang aku lakukan selalu salah
menurutnya. Tak pernah apa yang aku lakukan dihargainya sedikit pun.
Tanpa basa-basi aku pun memasuki kamar dan mengunci pintunya. Setelah
mengunci pintu kamarku, aku pun menghempaskan badanku ke tempat
tidur.
Kupandang
langit-langit kamarku sambil menerawang. Dadaku terasa sakit
dan sesak. Aku tak
tau harus melakukan apa, selain menumpahkan kegalauanku
ini kedalam tulisan.
Aku
tau aku ini bodoh
Aku
tau aku ini selalu menyusahkan
Aku
juga tau aku tak pernah bisa membuat kalian bangga
Tapi, asalkan kalian
tau
Aku
hanyalah manusia biasa
Yang
tak luput dari kesalahan
Tak
ada manusia yang sempurna di
dunia ini
Aku
tau keberadaanku ini
tak pernah diharapkan
Tapi,
kenapa aku tetap dilahirkan ke
dunia ini?
Keberadaanku
tak pernah diharapkan oleh
siapa pun kan?
Dari aku menginjak
bangku SD
Hingga sekarang yang
sudah menginjak SMA dan sudah lulus
Aku
tak pernah membuat orang tuaku bangga
Bagaimana
tidak, aku tak pernah mendapatkan ranking di
sekolah
Jangankan
mendapat peringkat
pertama, kedua atau ketiga
Masuk
sepuluh besar pun
tidak
Terkadang
aku bertanya-tanya pada diriku sendiri
Kenapa
aku tak menghilang saja
dari dunia ini?
Aku
sudah lelah menghadapi
ini semua
Ingin
rasanya aku menghentikan ini
semua
Tapi, apa daya?
Aku
tak bisa melakukan apa-apa
Selain
diam dan terus
menangis
Cairan bening terus
mengalir dari kedua sudut mataku
Membasahi kedua
pipiku
Hey,
bodoh
Kenapa
kau menangis?
Bukannya
sudah kau bilang kau tak ingin menjadi gadis yang cengeng
lagi?
-o-o-o-
Normal POV
Gadis
itu menghentikan aktivitasnya. Tangisannya sudah tak terbendung lagi.
Cairan bening terus mengalir deras dari kedua sudut matanya, dadanya
juga terasa sakit dan sesak. Ingin rasanya dia berteriak
sekencang-kencangnya. Tapi, dia tidak bisa. Akhirnya dia melempar
buku diary yang ada di
depannya itu kesembarang arah. Hingga lembaran-lembaran dari diarynya
itu berterbangan ke segala arah.
“Kenapa...
Kenapa aku dilahirkan ke
dunia ini?”
“Tak
ada yang mengharapkan keberadaanku
kan?”
“Tak
ada yang peduli sedikit
pun padaku kan?”
“Kenapa
aku tak menghilang saja?”
“Kenapa... Kenapa...
KENAPA?!!”
“Aku
lelah menghadapi ini
semua!”
“AKU
INGIN PERGI!!”
Gadis itu berteriak
sekencang yang dia bisa, mengeluarkan semua beban yang ada di
pikirannya. Belum puas dia melampiaskan amarahnya, dia pun melempar
barang-barang yang ada di sekelilingnya. Tak peduli dengan suara yang
dihasilkan barang-barang yang membentur lantai itu cukup berisik,
bahkan bisa membangunkan anggota keluarganya yang sedang tidur saking
berisiknya.
Keadaan
kamarnya sudah seperti kapal pecah sekarang. Gadis itu berdiri
mematung melihat ke sekeliling kamarnya sambil terus sesenggukan.
Dilihatnya bayangan dirinya sendiri yang ada di cermin. Kondisinya
sama kacaunya seperti pikirannya saat ini. Dilihatnya lagi bayangan
dirinya di cermin dengan seksama, matanya sembap dan surai hijaunya
berantakan. Teringat dengan sesuatu yang membuat dadanya begitu
sakit, gadis itu pun
mengepalkan tangannya kuat-kuat. Lalu tanpa basa-basi, gadis itu
langsung memukul (Lia: Aduh kurang tepat pemilihan katanya -__-)
cermin yang ada di depannya hingga retak. Darah segar mengalir dari
tangannya hingga menetes ke lantai.
'Lumayan sakit ya. Tapi
ini tidak ada apa-apanya bagiku bila dibandingkan dengan hatiku yang
teramat sangat sakit.' gumam gadis itu.
Dia tak peduli dengan
luka di tangannya yang diakibatkan perbuatannya memukul cermin hingga
retak. Karena...
Luka
fisik itu walaupun sakit lama-lama
pasti akan sembuh
Beda
jauh dengan luka di
hati
Walaupun
diobati, pasti akan tetap membekas sampai
kapan pun
TAMAT
Lia: Haah, pendek ya?
Gapapa lah, cuma ingin numpahin (?) rasa galau Lia kedalam tulisan
kok. Buat yang nunggu BCRWV ditunggu aja ya, Lia akhir-akhir ini lagi
gak ada mood untuk nulis fic. Yaa, kalian tau lah~ Ya udah, kalau
gitu...
Maukah readers
tercinta mereview fic sampahku ini?
Komentar
Posting Komentar