Gadis
itu tengah berkutat dengan buku catatannya.
Ditemani beberapa spidol
warna-warni. Jika kalian berpikir bahwa gadis itu sedang menggambar,
berarti kalian salah. Bukan, gadis itu bukan sedang menggambar.
Melainkan sedang mencoret buku catatannya itu dengan benda
warna-warni bernama 'spidol'. Menuliskan kata-kata yang terus
berputar di otaknya.
⸢Aitai...⸥
Entah
apa yang terjadi dengan kepalanya, dia terus mengulang kegiatannya
itu. Menulis kata yang sama dengan spidol berwarna abu-abu yang ada
di tangannya. Kenapa dia memilih warna itu? Mungkin karena sesuai
dengan suasana hatinya saat ini.
Lembaran
kertas yang tadinya berwarna putih bersih kini berubah menjadi
lembaran kertas yang penuh tulisan berwarna-warni disana-sini,
curahan hati sang pemilik buku catatan itu. Melihat kertas itu sudah
penuh dengan tulisannya yang acak-acakan, gadis itu pun merobeknya.
Lalu meremasnya dan melemparnya ke sembarang arah.
Kembali
ke buku catatan itu, kini lembarannya sudah tergantikan dengan
lembaran baru. Lembaran yang putih bersih tanpa ada tulisan. Dia
mencoba membalikkan halaman-halaman di buku catatan itu. Hingga
akhirnya dia berhenti melakukan kegiatannya itu ketika melihat
sesuatu yang terselip di halaman paling depan buku catatan itu.
Sebuah
foto.
Ya,
foto dirinya dengan seorang pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah
kekasihnya. Matanya terus memandangi foto itu. Dan sebuah senyuman
manis terukir di wajahnya. Sesekali dia tertawa melihatnya, mungkin
dia teringat kejadian-kejadian lucu
bersama kekasihnya itu.
Gadis
itu masih asyik memandangi fotonya, dan tiba-tiba ponselnya
berdering. Menandakan ada sebuah pesan. Tanpa babibu dia pun meraih
ponselnya, lalu membaca isi pesan tersebut.
⸢Besok
aku akan pergi jauh.⸥
Gadis
itu mengernyit. Kemana
pemuda itu akan pergi? Dengan siapa? Dan berapa lama dia tinggal
disana? Pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang di otaknya. Dia pun
membalas pesan tersebut. Menanyakan kemana sebenarnya pemuda itu akan
pergi. Tapi...
Tak
ada balasan.
Gadis
itu langsung merasa khawatir. Dia terus menunggu balasan dari
kekasihnya itu. Walaupun dia tau, pemuda itu tak akan membalas pesan
tersebut. Mungkin dia sudah tertidur. Atau mungkin sibuk menyiapkan
persiapan untuk besok. Entahlah, tapi gadis itu terus menunggu.
⸢Tanggal
15 nanti aku akan pergi ke luar kota.⸥
Tiba-tiba
saja kalimat itu terngiang di otaknya. Kalimat yang diucapkan pemuda
itu beberapa hari yang lalu. Layaknya sebuah film yang sedang diputar
ulang, dia mencoa mengingat kalimat apa saja yang diucapkan pemuda
itu beberapa hari yang lalu. Dan akhirnya dia pun menemukan jawaban
dari pertanyaan yang terus membelenggu kepalanya.
Dia
meraih ponselnya yang terletak tidak jauh dari sekempulan spidol
berwarna-warni miliknya, dan melihat tanggal yang tertera di layar
ponselnya itu.
⸢Tuesday,
14.01.2014⸥
'Oh,
besok tanggal 15 ya?' gumam gadis itu.
Time
skip!
Keesokan harinya...
Gadis
itu masih asyik berbaring di tempat tidurnya, padahal jam sudah
menunjukkan pukul 9 pagi. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu.
Dia terus menatap layar ponselnya. Menunggu kabar dari pemuda itu?
Tentu saja. Dan ponsel yang sedari tadi tak bergeming sedikit pun
akhirnya berdering juga.
Ada
sebuah pesan, entah dari siapa. Gadis itu takkan mengetahuinya
sebelum membukanya bukan? Tapi
dia selalu berharap, ketika ponselnya berdering, itu adalah
pesan atau telepon dari kekasihnya.
Dia merasa sangat senang jika tebakannya benar. Tapi, kecewanya bukan
main jika tebakannya ternyata salah.
Dan
kini gadis itu boleh berteriak kegirangan karena tebakannya benar.
Ya, itu adalah pesan dari kekasihnya. Sebentar lagi pemuda itu akan
berangkat. Jadi dia berpamitan pada gadis itu.
Tibalah
saatnya untuk berangkat. Padahal baru saja 5 menit berlalu, tapi...
'Cepat
pulang, ya?'
Gadis
itu sudah berharap kekasihnya untuk pulang cepat.
Komentar
Posting Komentar