Langsung ke konten utama

[OriFic] Maaf

"Mau kemana?" tanya sang ibu pada anaknya yang sudah berdandan rapi.

"Main ke warnet." jawab anaknya yang merupakan anak perempuan satu-satunya itu. Bukan anak tunggal, melainkan saudaranya laki-laki semua.

"Mau main ke BC?" tanya ibunya lagi.

"Hee? Emang boleh?" tanya sang anak yang matanya sudah berbinar-binar bagaikan piring yang sudah dicuci memakai sabun pencuci piring. Yah, saking bahagianya.

"Boleh, tapi pulangnya harus dianterin ya." jawab sang ibu yang langsung membuat anaknya berteriak kegirangan. Bagaimana tidak, selain dia bisa bertemu dengan teman-temannya, pergi ke internet cafe yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya itu juga bisa menjadi 'modus' untuk bertemu pujaan hatinya. Ibunya seakan tau apa yang diinginkan anaknya, sampai repot-repot menyusun skenario seperti itu. Benar-benar ibu yang baik, ya?

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, tibalah gadis itu di tempat tujuan. Sebuah internet cafe yang menjadi tempat tongkrongan barunya. Gadis itu pun melangkahkan kakinya memasuki internet cafe tersebut, hingga tiba-tiba dia mendengar suara dari seorang pemuda yang sangat familiar.

"Mau kemana, Li?"

Gadis itu menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah seumber suara.

"Eh, Kevin. Aku kira kamu ada di dalem." kata gadis itu sekenanya.

Dan kemudian mereka berbincang-bincang sebentar, sekedar basa-basi dan membunuh waktu. Karena kebetulan pada saat itu internet cafe-nya sedang penuh, bahkan sampai ada 17 orang yang mengantri. Tapi, karena gadis itu merupakan pelanggan istimewa, dia menjadi prioritas utama (Kenta: Master curang! Budidayakan lah budaya mengantri! | Lia: Tapi aku kan pelanggan istimewa, harus diutamakan dong #PLAK).

Menjadi pusat perhatian, itulah yang selalu gadis itu alami ketika mengunjungi internet cafe ini. Yah, entah kenapa setiap dia berada disini orang-orang selalu melihat ke arahnya. Terkadang gadis itu bertanya-tanya. Apakah dia aneh sehingga orang lain terus melihatnya? Atau karena dia adalah kekasih si Beat Up Man sehingga dia menjadi pusat perhatian? Entahlah, hanya orang-orang asing itu dan Tuhan lah yang tau.

"Adamnya mana?"

Pertanyaan itu sudah tak asing lagi di telinga gadis itu. Orang-orang yang sering bermain disitu tau, bahwa si gadis aneh berkacamata dan beralis tebal ini adalah kekasih sang Beat Up Man a.k.a Adam (Lia: Aweu aweu XD | Adam: Nama Adam disebut-sebut terus -_- | Kenta: Hey, kenapa orangnya muncul disini?!).

Dan akhirnya, setelah menunggu entah berapa lama, gadis itu pun kebagian PC juga. Tanpa babibu dia langsung mendouble click shortcut game favoritnya (Kenta: Gak bosen main AyoDance mulu? | Lia: Ngejar last ring, vroh >,<).

Tapi sayang, entah GMnya lagi galau atau apa. Ketika gadis itu sedang asyik ber-joget-ria, tiba-tiba saja ada pemberitahuan bahwa sebentar lagi akan diadakan maintenance. Oh GM, Y U ngadain maintenance dadakan?! Percuma marah, toh gak ada yang bisa gadis itu lakukan agar maintenance dibatalkan.

Pada akhirnya gadis itu pun membuka akun socmed-nya, sambil menunggu maintenance dadakan tersebut selesai. Dia juga membuka situs fanfiction kesayangannya, yah sekedar membaca karya orang lain. Entah kenapa gadis itu tidak mood bermain game lain.

Tiba-tiba ponselnya berdering, menandakan ada sebuah pesan. Dia pun langsung membuka pesan tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah dari kekasihnya (Kuma: Cieee~ XD).

Dan isi pesan tersebut adalah...

'Yang, di bc?'

Gadis itu mengernyit, darimana dia tau bahwa gadis itu sedang berada disini? Tentu saja dari ibu gadis tersebut. Oh, gadis itu ingat bahwa ini adalah bagian dari skenario yang disusun oleh ibunya tercinta.

Pemuda itu menyampaikan pesan dari sang calon ibu mertua (Lia: Amin~ XD), bahwa dia harus mengantar pulang gadis itu. Bodohnya, gadis itu menolak tawaran kekasihnya dan ngotot (?) ingin pulang sendiri. Padahal dalam lubuk hatinya, dia sangat ingin diantar pulang oleh kekasihnya itu. Karena setidaknya, dia bisa bertemu kekasihnya itu walau hanya sebentar saja bukan?

'Sekai de ichiban ohime-sama~'

Ponsel gadis itu bernyanyi menyanyikan lagu favoritnya, World is Mine. Itu tandanya ada sebuah panggilan masuk ke nomor ponselnya, yang ternyata dari sang ibu tercinta.

"Halo?" ucap gadis itu setelah menekan tombol hijau di ponselnya.

Terdengar sebuah suara dari seberang telepon, 'Lia? Nanti pulangnya dijemput sama Adam ya, udah mama sms kok tadi.'

"Oh, iya-iya." jawab gadis itu seadanya dan sambungan pun terputus. Kemudian dia kembali berkutat dengan PC yang ada di depannya.

"Eh, Adam." ucap seorang pemuda, seolah-olah sang Beat Up Man yang ditunggu-tunggu itu sudah datang kesini.

Padahal, gadis itu tau bahwa itu hanyalah sebuah tipuan. Maka dari itu dia tak bergeming dari tempatnya, dan matanya terus menatap layar LCD yang ada di hadapannya. Oh ayolah, gadis itu bukan orang yang mudah dibohongi.

Ketika gadis itu masih asyik dengan fanfic yang sedang dibacanya, sepasang tangan melingkar di lehernya. Betapa bahagianya gadis itu ketika pemuda yang ditunggu-tunggu sejak tadi akhirnya datang juga. Tapi, semuanya berubah ketika--

BLETAK!

"Nakal kamu ya!"

--sebuah jitakan sayang mendarat di kepalanya.

"Nakal apa?" dengan tampang innocent-nya gadis itu bertanya. Dan tentu saja membuat pemuda itu ber-sweatdrop-ria.

"Sana, katanya mau pulang sendiri. Ya udah Adam pulang."

Dengan entengnya gadis itu berkata, "Ya udah, dadah~"

Pemuda itu pun dibuat double sweatdropped olehnya.

Saat perjalanan pulang, pemuda itu tak henti-hentinya menasehati gadis itu. Tapi gadis itu hanya menanggapinya dengan sebuah anggukan.

Gadis itu diam, sibuk dengan pikirannya sendiri. Heran kenapa kekasihnya bersikap seperti itu, pemuda itu pun bertanya.

"Kamu marah?" tanya pemuda itu yang langsung membuyarkan lamunannya.

"Hee? Engga kok." jawab gadis itu.

"Bohong. Aku tau, ada kekecewaan di hati kecil kamu." ucap pemuda itu tak percaya.

Tapi kali ini, persepsi pemuda itu salah. Sungguh, tak ada kekecewaan sedikit pun di hati gadis itu. Hanya saja...

Dia merasa amat sangat bersalah. Karena sudah merepotkan kekasihnya itu. Bagaimana tidak? Demi menjemput gadis itu, dia rela menerobos hujan. Ingin sekali gadis itu meminta maaf. Tapi entah kenapa, mulutnya seperti dikunci. Tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah menempuh perjalanan entah berapa lama, mereka pun tiba di rumah gadis tersebut. Gadis itu melangkahkan kakinya masuk ke ruang tamu, diikuti pemuda itu.

Mereka duduk di sebuah sofa yang ada di ruangan tersebut. Gadis itu masih terdiam membisu. Hingga akhirnya pemuda itu berkata, memecah keheningan di antara mereka.

"Jangan bikin orang lain khawatir lagi ya. Kamu itu harus dengerin kata-kata orang tua kamu. Pilih mana, dengerin kata orang tua atau putus sama aku?" tanya pemuda itu yang terdengar seperti sebuah ancaman.

"E-Eh? Ya dengerin kata orang tua lah." jawab gadis itu.

"Nah, makanya--"

Belum selesai pemuda itu berbicara, tapi sudah diinterupsi oleh gadis itu.

"Iya, maaf." ucap gadis itu lirih.

Pemuda itu mengernyitkan alisnya, "Kenapa minta maaf? Kan aku engga marah."

"Habisnya..."

Gadis itu tak melanjutkan kata-katanya. Karena entah kenapa, setiap dia berada di samping pemuda itu, butuh perjuangan untuknya hanya untuk mengatakan sepatah kata.

Padahal, gadis itu hanya ingin meminta maaf karena sudah merepotkannya.

"Maaf, gara-gara aku kamu harus hujan-hujanan gini." gumam gadis itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fans Rahasia

Gak tau kenapa, akhir-akhir ini aku selalu ngalamin kejadian aneh. Beneran deh. Flashback dikit, beberapa waktu yang lalu aku main AyoDance . Karena gak ada temen di club yang online , aku jalan-jalan ke room orang. Dan nyasar lah ke suatu room One-Two Party .